Melihat Baha’i Lebih Dekat

Bingung. Rasa yang menyelimuti benak tatkala frasa Baha’i pertama kali disebutkan dalam ruang meeting sore itu. Satu demi satu informasi kami gali, setidaknya untuk memberi sedikit pencerahan pada akal yang buntu. Nyatanya, hanya secuil yang bisa ditampung sebab melimpahnya opini yang membuat kami semakin ragu.

Antusias menyeruak ketika kaki menapaki kawasan Seruni, kerancuan yang memenuhi otak semalaman oleh ketidaktahuan akhirnya menemukan sumber jawaban. Kegembiraan melambung tatkala senyum lebar Syaiful Anam salah satu penganut Baha’i  menyambut kami dengan tulus.

Berbagai gambar keagamaan memenuhi atensi sekejap setelah melangkah memasuki rumahnya. Mulai dari pigura sarat bahagia dari komunitas Baha’i, poster film rohani, megahnya potret pemakaman Sang Bab, hingga komplikasi tempat ibadah dari berbagai negara tertempel apik di dinding ruangan. Itu semua entah bagaimana memberikan nuansa kental dari kebudayaan Baha’i dalam benak kami walaupun sebenarnya keyakinan mereka masih belum dikenal masyarakat luas.

 

Sekilas Sejarah Kedatangan Baha’i di Bali

Cikal bakal Baha’i bermula pada tahun 1844 ketika sebuah misi untuk kesatuan umat manusia dan mewujudkan keselarasan di antara agama-agama diumumkan oleh Sang Báb selaku pembawa pesan akan kedatangan Bahá’u’lláh. Selama perjalannya, lika-liku telah banyak dilalui dalam proses penyebarannya. Darah, keringat, dan air mata terbalaskan ketika akhirnya Bahá’u’lláh syahid dan perjuangan dakwahnya dilanjutkan sang anak, ‘Abdu’l-Baha.

Eksistensinya di Indonesia mulai nampak pada tahun 1920 ketika dr. Muhajir dari Persia datang ke Mentawai menurut ungkapan Amanah Nurish dalam “Belenggu Diskriminasi pada Kelompok Minoritas Baha’i Di Indonesia dalam Perspektif HAM” (2012). Lambat laun, Bali pun tak luput dari tempat berkembangnya umat Baha’i dan mulai menyebar hingga ke beberapa wilayah seperti Singaraja, Badung, Denpasar, dan Gianyar. Fakta bahwa  anggota Majelis Rohani pertama di Indonesia adalah orang Bali seakan membuat pulau Dewata ini memiliki peran penting dalam penyebaran agama Baha’i di Nusantara. Per tahun 2023, menurut penuturan Syaiful setidaknya terdapat sekitar 70-80 orang yang diketahui telah menjadi umat Baha’i di Bali.

 

 Inklusivitas nan Toleransi dalam Baha’i

                                                         Berbagi-  Syaiful Anam berbagi cerita mengenai Baha’i

“Secara prinsip sebenarnya bagi kami, agama itu bersifat inklusif dan terbuka,” ujar Pak Syaiful membuka suara dengan raut sumringah di wajahnya. Agama Baha’i hakikatnya sangat independen dan universal dimana mereka bukan sekte dari agama lain. Baha’i berpedoman pada tiga pilar utama. Pertama, Tuhan adalah esa.  Meskipun memiliki sebutan yang berbeda-beda bukan berarti Tuhan itu banyak

Keyakinan bahwa semua manusia merupakan saudara menjadi hal kedua yang dipegang teguh oleh umat Baha’i. Mereka merangkul orang-orang dari berbagai golongan ras, suku, dan bangsa karena bagaimanapun manusia diciptakan oleh Tuhan yang sama. Selain itu, dalam ajaran Baha’i pun mempercayai bahwa setiap agama memiliki tujuan serupa. Pemahaman ini didasari pada Ilahi yang datang dari utusan berbeda membuat cara pandang manusia dalam mengimani Tuhan dengan perspektif beragam, padahal sebenarnya semuanya berasal dari satu kesatuan yang sama.

Baha’i memiliki rumah ibadahnya sendiri dengan menggunakan pola arsitektur yang bertema ketunggalan, yaitu sembilan sisi dan sebuah kubah di tengahnya. Rumah ini disebut Mashriqu’l-Adhkar, mengandung arti indah ‘tempat terbit ingat pada Tuhan’ yang terbuka bagi umat dari semua agama dan merupakan hadiah sebagai bentuk apresiasi dari kesatuan.

Kami terkesiap, rupanya di seluruh wilayah Indonesia belum ada satupun rumah ibadah Baha’i yang dibangun. Melihat keterkejutan itu, Syaiful lantas tersenyum tenang. Seketika ia berujar bahwa hal tersebut tak serta merta menjadi masalah. Sebenarnya, para umat Baha’i lebih banyak melakukan ritual keagamaan di rumah sendiri karena bagi mereka ekspresi tertinggi dalam beribadah tergambar pada sifat dan sikap yang ditunjukan di hadapan Tuhan secara individu.

 

Menjunjung Kesetaraan dan Keadilan Gender

Iman Baha’i berpegang pada persatuan yang dibangun dengan kesetaraan. Antara perempuan dan laki-laki semua dianggap sama, seimbang, dan saling melengkapi laksana sepasang sayap burung.

“Laki-laki dan perempuan ibaratkan sepasang sayap burung. Yang mana dua sayap tersebut bukan perihal atas dan bawah. Jika salah satunya dilemahkan, maka tidak akan bisa terbang,” terang Amelia Corrine Silky wanita penganut Baha’i yang turut hadir meramaikan kunjungan kami kala itu. Sorot tegas nampak jelas di matanya tatkala ia berbicara.

Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam agama maupun masyarakat. Dengan semangat nan suara lantang Syaiful menambahkan jika umat Baha’i meyakini bahwa selama perempuan terhalang dari pencapaian potensi tertingginya maka selama itu pula laki – laki tidak akan bisa mencapai kebesaran yang seharusnya menjadi miliknya. Tuhan menciptakan mereka dengan tugas yang sama namun fungsi yang berbeda-beda.

Bahkan, dalam kitab suci Baha’i disebutkan bahwasanya perempuan merupakan pendidik utama. Apabila pada suatu kondisi keterbatasan ekonomi maupun lainnya, pendidikan seorang anak perempuan harus didahulukan. Hal ini berdasar pada perempuan yang pertama kali dikenali oleh anaknya dan perempuan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Sebagai pendidik utama, perempuan memiliki peran penting dalam menentukan kualitas generasi berikutnya. Maka kemampuan atau kapasitas perempuan yang baik akan membuat sang anak terdidik. Oleh karena itu, penganut Baha’i mempercayai bahwa kemampuan seorang perempuan harus lebih didorong agar tidak dipandang rendah pada strata tertentu.

Tantangan sebagai Minoritas 

Mustahil rasanya jika perjuangan berhasil tanpa hambatan. Bahkan manusia pun mesti melalui banyak kejatuhan dulu sebelum bisa berjalan tegak, begitu pula dengan agama Baha’i. Sebagai minoritas mereka kerap kali mendapat perlakukan yang kurang menyenangkan. Misalnya menjadi bahan perbincangan oleh masyarakat. Pernyataan yang terkesan sepele seperti mempertanyakan ajaran agama atau peringatan soal terseret aliran sesat merupakan contoh sederhana dari tindak diskriminasi yang diterima sebagian besar umat Baha’i.

Selain itu, kendala yang paling sulit dan sering dialami oleh umat Baha’i adalah perihal administrasi kependudukan.

“Indonesia itu unik, karena berkaitan dengan dokumen penting. Jadi saya ada sekitar 15 tahun lah ya, gak ada apa-apa. Saya akte lahir anak gak ada, surat nikah agama juga gak ada.” senyum lemah terukir di lekuk bibir Syaiful ketika kalimat kecut itu keluar dari mulutnya. Ita menganggukan kepala mendengar penuturan suaminya sembari memandang kami dengan tenang.

Seringkali mereka mendapatkan kartu identitas yang tidak sesuai dengan keinginannya karena masalah kepercayaan. Pada pemerintahan Indonesia, Baha’i tidak dapat dicantumkan secara terbuka sebagai agama. Yang paling mudah dilihat adalah pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Karena mereka tidak termasuk dalam pemeluk 6 agama yang diresmikan, identitas mereka akan ditulis secara acak dengan agama resmi oleh petugas administrasi. Lebih miris lagi kadang kala hanya dikosongkan.

                                                     Antusiasme- antusiasme mewarnai sesi dengar cerita kala itu

Kesulitan ini menyebabkan beberapa dari umat Baha’i belum memiliki identitas diri seperti akta kelahiran, kartu keluarga, dan kartu nikah. Tapi menurut Syaiul, dengan relasi dan jalinan hubungan yang baik antar sesama bisa membantu rasa sulit itu. Toleransi dan komitmen yang tinggi kata beliau, membuat para umat masih terus memperjuangkan hak-hak sipilnya sebagai warga negara tanpa menganggap hal tersebut sebagai bentuk pembedaan di telah polemik eksistensi Baha’i di Indonesia.

Walaupun dalam setiap proses sepak terjal perkembangannya yang sulit, para umat tidak pernah menganggap dirinya sebagai korban dari sebuah sistem hanya karena kurangnya pengakuan ataupun bentuk diskriminasi lainnya, melainkan menjadi suatu tantangan untuk tetap maju dan berjuang.

 Harapan kepada Pemerintah dan Masyarakat 

Syaiful mengaku bahwa setiap manusia pasti memiliki harapan di setiap dirinya. Secara umum beliau dan umat Baha’i lainnya hanya menginginkan kebaikan bagi seluruh pihak. Mereka hanya ingin keadilan dalam mendapatkan hak-hak sebagai warga negara.

“Harapan kami tentu dengan pemenuhan hak dasar menjadi warga negara. Pemenuhan hak sipil ini tentu menjadi tanggung jawab kita juga selain dari pemerintah. Mencari jalan terbaik untuk menyelesaikan dan memastikan hak-hak warga sipil.”

Selain itu, beliau juga berharap agar semua masyarakat terlepas agama dan kepercayaannya masih tetap bisa saling menghormati, hidup rukun, serta membantu sama lain. Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang sama sudah seharusnya saling merangkul dan menghapus segala bentuk prasangka juga menanamkan keyakinan bahwa kita adalah keluarga.

 

Penulis : Kanya Dewi

Penyunting : Desi, Day

 

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

cakar76 mahjong ways 2 kejutan jackpot menunggu cakar76 mahjong ways 3 jackpot peluang setiap putaran cakar76 mahjong ways jackpot digital sistem megaways cakar76 mahjong wins 3 black scatter slot jackpot cakar76 main mahjong ways 3 jackpot besar adkin88 jackpot besar mahjong wins 3 kincir88 adkin88 jackpot mahjong wins 3 kombinasi rtp kincir88 adkin88 kincir88 game revelations scatter adkin88 mahasiswa beruntung main mahjong wins pg soft adkin88 mahjong ways 2 jackpot 28 juta pakai turbo spin peluang cuan tak terbatas rtp tinggi mahjong ways panduan lengkap mahjong ways2 strategi jitu fitur bonus teknik jitu menang besar mahjong ways rahasia optimal bongkar trik menang cepat mahjong ways 2 lengkap mahjong ways maxwin panduan tingkatkan kemenangan rahasia gacor mahjong ways 2 jackpot mengalir putaran wangi raih cuan maksimal pakai tips trik jitu mahjong ways trik menang cepat mahjong ways 2 cara gunakan fitur gacor pola spiral mahjong ways 2 strategi paling efektif strategi jitu untuk menang besar mahjong ways 2 modal kecil waktu ideal bermain mahjong ways di bulan puasa mahjong ways 2 kunci sukses meraih jackpot besar buka rahasia menang mahjong ways tanpa pola maxwin menanti cuan tanpa batas mahjong ways 2 peluang setiap putaran kejutan baru mahjong ways 3 scatter hitam peluang menang besar menang terus di mahjong ways 2 trik waktu gacor strategi taruhan mahjong ways 2 pakai teknik cerdas menang setiap hari banjir keuntungan setiap putaran mahjong ways berkat scatter naga hitam