Remaja saat ini tentu sudah mengenal istilah pacaran. Jangankan remaja, anak yang masih belum masuk dalam kategori “sudah cukup umur” pun sudah mengenal istilah pacaran. Terinsipirasi dari acara Mario Teguh di salah satu stasiun TV swasta, episode “Pacaran Yes or No”, muncul pertanyaan, apakah pacaran itu baik atau tidak?
Banyak diantara para orang tua yang melarang anak-anaknya untuk berpacaran. Alasan biasanya adalah karena merasa anak belum dirasa cukup baik secara umur maupun mental, atau mereka berharap anaknya fokus terhadap pendidikan. Namun melihat era globalisasi saat ini, tidak mudah bagi para anak untuk tunduk terhadap apa yang diinginkan orang tuanya agar tidak pacaran terlebih dahulu. Mereka yang dilarang justru sering kali berhasrat untuk merasakan bagaimana berpacaran. Anggapan bahwa punya pacar itu keren dan lebih bahagia juga membuat beberapa remaja ingin mencoba berpacaran.
Sebenarnya, baik buruknya pacaran itu tergantung pada bagaimana kita mengartikan dan memaknai pacaran itu sendiri. Pacaran yang tidak baik adalah pacaran yang “asal-asalan”. Anak-anak muda sendiri yang menjadikan istilah pacaran itu sendiri berkonotasi negatif. Mereka yang berpacaran sering kali melakukan hal-hal yang diluar pemikiran rasional. Ada yang rela membohongi orang tua demi pacarnya, ada yang rela harga dirinya dijatuhkan oleh pacarnya, ada yang bahkan mau mengorbankan masa depan hidupnya untuk pacarnya.
Sedangkan, pacaran yang baik adalah pacaran yang berinvestasi. Berinvestasi maksudnya adalah sama-sama saling mengamati dan bersama-sama membangun kepantasan. Pacaran yang baik adalah pacaran yang bukan dilandasi oleh anggapan punya pacar itu keren atau membahagiakan. Karena perlu diingat, kalau orang yang berpacaran belum tentu lebih bahagia daripada orang yang sendiri. Remaja-remaja yang tidak memiliki pacar sebenarnya tidak perlu khawatir. Mereka yang bisa menerima dan bahagia dengan tidak memiliki pacar, berarti mampu menghargai dirinya sendiri.
Dapat disimpulkan, bahwa ketika pacaran tersebut belum sampai pada tahap saling mengamati untuk bersama-sama membangun kepantasan, maka pacaran itu dikatakan tidak baik. Jangan takut jika tidak memiliki pacar, karena cinta yang berkelas akan datang sendiri ketika kita sudah bangun kepantasan kita sendiri. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan pria yang baik untuk wanita yang baik. (Dinda)