Seperti pepatah mengatakan, mati segan hidup pun tak mau. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kegiatan mahasiswa saat ini. Bagaimana tidak, dana block grand yang selama ini menjadi sumber dana bagi kegiatan mahasiswa yang sifatnya insidental dipotong secara sepihak oleh rektorat.
Sumber dana Block Grand adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dimana sebagian dana PNBP adalah SPP yang dibayarkan tiap 6 bulan sekali. “Menurut UU No. 20 Tahun 1997 di salah satu klausul yang mengatur masalah PNBP, saharusnya dana tersebut digunakan untuk pendidikan. Kegiatan pendidikan yang dimaksud salah satunya adalah kegiatan mahasiswa” papar Aji Prakoso, Presiden BEM PM Unud 2010/2011. Dipotongnya anggraan kegiatan mahasiswa, akunya, masih belum jelas.
Hingga saat ini ada beberapa sebab yang telah dikemukakan rektorat. “Pertama disebutkan bahwa atas Perintah DIKTI anggaran universitas harus dipotong 10%. Nah agar mudah maka yang dipotong oleh BAPSI adalah dana kegiatan mahasiswa,” ujar Aji menirukan pernyataan kepala BAK. Sebab yang lain yang dikemukakan PR III adalah Departmen Keuangan memangkas rancangan anggaran block grand yang diusulkan DPR.
Setali tiga uang dengan BEM PM Mapala dan Senat Peternakan juga merasakan kegelisahan yang sama. “Jika SPP termasuk dana PNBP maka rektorat tidak bertanggung jawab atas dana yang diikeluarkan mahasiswa,” tegas Yusa dari Mapala. Pihaknya menyebutkan bahwa jika nanti rektorat tetap tidak memberikan dana untuk kegiatan mahasiswa maka cara ekstrim adalah cara yang paling tepat untuk melawannya. “Kalau tidak ada dana dari rektorat dan kita mau ngotot-ngototan, kita masukkan saja rokok atau bir untuk mendanai kegiatan mahasiswa,”ungkapnya sambil diikuti anggukan dari UKM dan senat mahasiswa lain.
UKM benar-benar dibuat tak berkutik oleh ulah rektorat. “Tapi meski UKM yang paling merasakan dampaknya, saya kira senat juga sama-sama merasakan. Maka dari itu tidak peduli UKM atau senat fakultas kita harus bersatu padu sebab ini masalah bersama,” ucap Yuda, perwakilan LEM Pertanian yang juga merupakan mantan calon presiden BEM PM 2010/2011. Tak hanya itu, dirinya juga menyebutkan bahwa memang ada usaha-usaha dari rektorat untuk membungkam mahasiswa melalui dana.
Dan Novia pun, sekretaris Senat Peternakan tak mampu menutupi rasa kesalnya sebab proposal kegiatan nasional yang telah di acc PR III kini hanya tinggal janji. “dijanjikan minimal 5 juta untuk kegiatan nasional eh sekarang malah lepas tanggung jawab seperti menusuk kami dari belakang!” ujarnya kesal. Dan benar, mahasiswa Unud tak mau lagi bertopang dagu atau hanya mendengus kesal. Perlawanan terhadap cara-cara tidak elegan rektorat pun disetujui adanya.
Kali ini, mampukah mahasiswa Unud bangun dari tidur nya setelah lama di nina bobokan oleh rektorat? Bangunlah wahai mahasiswa yang mati suri! (komenk)