Saat ini banyak anak muda yang takut memulai usaha dan tidak sedikit yang hanya menunggu ‘pemberian’ orang tuanya. Namun,hal tersebut tidak berlaku untuk I Wayan Surya. Sebagai seorang fresh graduate, ia kini telah menikmati hasil dari kerja kerasnya sendiri.
Sering kali sebuah ide datang pada saat yang tidak diduga, inilah yang terjadi pada I Wayan Surya. Pria yang akrab dengan sapaan Surmin ini tidak pernah menyangka ketertarikan akan kopi membawa dirinya pada hidup yang dimimpikan banyak anak muda saat ini. Berawal dari keisengan untuk belajar membuat kopi, kini Surmin telah memiliki empat gerai Berbagi Kopi yang berlokasi di Peguyangan, Padangsambian, Sangeh, sampai Kota Mataram. Namun, tentu hal ini tidak langsung instan terjadi begitu saja. Perlu banyak keringat dan perhitungan ekonomis yang dilakukan oleh Surmin.
“Berawal dari gerakan Amal Kopi untuk Semua, lalu belajar lagi lebih untuk membuat kopi sampai akhirnya bisa terkumpul modal sampai sekarang,” terangnya menceritakan awal perjalanan saat dihubungi melalui japri WhatsApp pada Senin (22/03). Kisah Berbagi Kopi dimulai saat Surmin melihat lemahnya industri hospitality (industri tentang pelayanan kepada tamu -red) karena pandemi Covid-19. Pria jangkung yang merupakan lulusan Politeknik Pariwisata Bali ini kemudian memilih untuk berfokus pada ketertarikannya akan kopi ketimbang skripsinya waktu itu. “Saya merintis kopi disaat masa-masa penyusunan skripsi, tetapi saya pribadi memfokuskan mengerjakan kopi dulu kemarin, baru lantas menuntaskan skripsi,” tutur pria yang lahir pada 24 Juni 1998 itu. Meskipun lebih berfokus pada perintisan gerai kopinya, Surmin tetap mampu menyelesaikan skripsinya dengan tepat waktu.
Sebelum menjadi sebesar sekarang, Berbagi Kopi dulunya hanya sebuah gerai kecil. Untuk bisa jadi besar seperti sekarang, Surmin melakukan berbagai strategi bisnis mulai dari gerakan Amal Kopi untuk Semua sampai menentukan unique selling pointbrand kopinya agar dapat menarik kalangan muda. Apa yang dilakukan Pria penyuka warna hijau ini adalah praktik dari pelajaran kewirausahaan yang merupakan salah satu pelajaran pada saat SMA. Kita semua mendapatkan pelajaran itu, tetapi Surmin telah mempraktikkan apa yang kita semua pelajari. Pencapaiannya saat ini bukan tanpa halang rintang, “Waktu itu sempat kesulitan buat nentuin pasar kopinya sama apasih yang bedain Berbagi Kopi ini sama kopi-kopi yang lain,” ujarnya. Kini ia sudah mampu membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang ditengah pandemi dimana banyak orang yang kehilangan pekerjaannya.
Pria yang suka bersepeda ini menyampaikan bahwa dirinya masih memiliki mimpi tersendiri untuk Berbagi Kopi miliknya. “Kedepannya mau Berbagi Kopi itu menjadi brand kopi dari Bali yang membawa pergerakan sustainable di kalangan pecinta kopi,” hal ini disampaikan Surmin saat berada di Kota Mataram saat melakukan persiapan pembukaan Berbagi Kopi cabang Kota Mataram. Anak pertama dari empat bersaudara ini berpesan kepada kawula muda yang hendak memulai usaha jangan terlalu takut untuk gagal dan rugi setiap hendak membuka usaha. Surmin mengatakan bahwa pasti selalu ada pembelajaran yang dapat diambil dari setiap kegagalan dan kesalahan dalam memulai suatu usaha. Surmin merupakan salah satu contoh sukses dari anak muda yang berani memulai suatu usaha. Berawal dari keisengan niat belajarnya, kini Surmin bahkan telah membuka lahan pekerjaan bagi orang lain. Apakah kamu yang selanjutnya?
Penulis: Puja
Penyunting: Ratna Purnama