PKKMB Prabhu Udayana 2024, Tanamkan Mahasiswa Nilai Evolusi: Adaptasi, Eksplorasi, dan Eskalasi

Kala sang mentari belum menampakkan wajahnya menuju ufuk timur, derap langkah insan muda mulai memasuki Kampus Udayana, Jimbaran. Berbalut topi nan almamater biru Udayana, bak gelombang laut yang menjalari/memenuhi area sekitar kampus tertua di Bali itu. Mereka adalah para mahasiswa peserta PKKMB Prabhu Udayana 2024.

 

Ksatria Daniswara Swadharmaning Nayottama menjadi tajuk dalam kegiatan PKKMB Prabhu Udayana tahun ini. “Dalam bentuk artinya Ksatria yang unggul, menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan serta berdedikasi kepada pengabdian,” tutur I Ketut Indra Adiyasa selaku Ketua pelaksana PKKMB 2024 saat diwawancarai pada (13/08). Beranjak pada spirit utama yakni nilai evolusi, Ketua Pelaksana PKKMB Prabhu Udayana 2024 itu menerangkan bahwa nilai evolusi yang diangkat  menanamkan tujuan agar mahasiswa dapat memiliki suatu gambaran atau rencana untuk berkembang dan mengembangkan diri secara bertahap. Dimulai dengan tahap adaptasi sebagai mahasiswa yang baru beranjak kuliah, kemudian mengeksplorasi diri melalui organisasi maupun komunitas lainnya, hingga akhirnya mengalami peningkatan kualitas diri atau eskalasi. “Nah setelah mereka bereksplorasi di organisasi maupun di tempat lainnya, mereka bakal mengalami suatu proses yang namanya eskalasi atau peningkatan kualitas diri,” ujar Indra. Penugasan kepada para peserta PKKMB menjadi salah satu media yang digunakan untuk menuangkan gambaran nilai evolusi. 

I Ketut Indra Adiyasa- Ketua Pelaksana PKKMB Prabhu Udayana 2024

Berlangsung pada 13 dan 14 Agustus 2024, hari pelaksanaan PKKMB kali ini tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, terdapat beberapa perubahan dalam pengemasan kegiatannya. Seperti pada salah satu rangkaian yakni, Capacity Building yang sebelumnya dikemas dalam bentuk talkshow kali ini diubah menjadi seminar. Pengenalan jajaran rektorat dan muatan lokal Universitas Udayana, serta pemaparan materi seputar pendidikan, revolusi mental, dan berbagai topik lainnya menjadi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada hari pertama PKKMB. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan UKM, ormawa, dan lembaga-lembaga mahasiswa yang berada dalam lingkungan Universitas Udayana pada hari kedua. Selain itu, terdapat pula penampilan dari paguyuban daerah di Universitas Udayana dan sederet penampilan lainnya yang mewarnai hari kedua pelaksanaan PKKMB Prabhu Udayana. “Hari pertama itu adalah PKKMB-nya rektorat. Kalau hari kedua itu PKKMB-nya mahasiswa,” imbuh Indra. Selain itu, guna memantik euphoria dan menorehkan kesan kepada mahasiswa baru, terdapat pula rangkaian flashlight gelombang. Pancaran cahaya yang menyala serta bergerak layaknya sebuah gelombang, menjadi corak berkesan menuju penghujung acara PKKMB.

Di tengah antusias para mahasiswa baru, terdapat berbagai kegiatan menarik yang mewarnai PKKMB Prabhu Udayana 2024. Salah satu momen yang sangat dinantikan adalah demonstrasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dilaksanakan pada hari kedua. Kegiatan ini memperlihatkan keterampilan dan seni dari berbagai bidang UKM yang tersedia di Universitas Udayana. Seperti UKM Kempo, yang memukau para peserta dengan demonstrasi teknik bela diri yang menggabungkan seni dan teknik bertanding. Latihan intensif yang dilakukan tim UKM Kempo selama dua minggu sebelum acara ini menunjukkan dedikasi dan semangat para anggota untuk memberikan penampilan terbaik. 

Demo- Demonstrasi UKM Kempo Pada Hari Kedua PKKMB 2024 

Ketua UKM Kempo, Cokorda Istri Putri Madawi, menjelaskan, “Kita demonstrasi. Jadi demonstrasinya itu nanti ada yang tampil secara beregu, terus ada juga secara randori dan juga ada tandoku. Kalau embu itu lebih kayak keseniannya, embu sama tandoku itu keseniannya. Perbedaannya itu secara orangnya, kalau embu itu dua sampai empat (atau) enam orang. Kalau tandoku, dia tampilnya sendiri, kalau randori itu menunjukkan pertandingan yang kayak one by one. Kita juga menunjukkan di setiap embunya itu ada warsa-warsa yang ada kunciannya, terus ada mungkin (juga) ada bantingannya juga, ada pukulan, tendangan, dan ya sesuai sama pelajaran yang kita dapatkan di kelas sebelumnya.”

Tak kalah menarik, UKM KSR PMI juga menampilkan sebuah demonstrasi yang menggambarkan keahlian mereka dalam pertolongan pertama. Ida Bagus Gede Dhananjaya, atau yang akrab disapa Gus De selaku Wakil Ketua UKM KSR PMI, menceritakan persiapan mereka, “Terkait demo tersebut sudah direncanakan dari sekitar satu bulan lalu. Kami sudah mendapat informasinya dan kemudian kami merencanakannya, ya termasuk berlatih hanya dua minggu saja.” Konsep demo yang mereka tampilkan menggambarkan sebuah situasi darurat di mana seorang perempuan yang berlari menghindari seorang penjahat, kemudian ditemukan oleh warga yang lantas menghubungi PMI untuk pertolongan. “Nah jadinya disini kami juga untuk langsung memperlihatkan bahwa kita juga bisa melakukan pertolongan terhadap korban-korban seperti itu. Bahwa kita punya kompetensinya. Dan juga saya sampaikan kita juga punya kurikulum sendiri untuk dapat menolong sesama manusia.,” jelas Gus De.

Gus De- Wakil Ketua UKM KSR PMI (Sebelah Kiri)

Berbincang dengan para mahasiswa baru yaitu, Elsa Siregar dari Gugus 32 dan Naura Jana Ramadhani dari Gugus 25, mengungkapkan bahwa PKKMB memberikan manfaat yang signifikan bagi mereka. Naura mengungkapkan, “Bermanfaat banget (PKKMB ini), soalnya banyak banget ilmu-ilmu yang kita pelajari, terus kan kita baru, jadi kita jadi biar tau buat lingkungan kedepannya. Punya planning gitu.” 

Jika ditanya mengenai ekspektasi mereka saat mendengar kata “ospek”, baik Elsa ataupun Naura mengaku telah membayangkan kegiatan perpeloncoan. “Kayak dimarah-marahin, terus dijemur,” ungkap Naura. Elsa juga menambahkan, “Ya, aku juga mikirnya gitu. Kirain kita (akan) dijemur, terus kita disuruh eee ke sana ke sini lari-lari gitu, taunya enggak, aman, seru banget!”

Sementara itu, para Pionir Muda yang terpilih sebagai perwakilan fakultas menunjukkan semangat dan dedikasi mereka dalam persiapan acara. I Komang Harisuta Perkasa perwakilan dari Fakultas Ilmu Budaya, Oktavia Dania Yanti Saragi perwakilan dari Fakultas Pariwisata, dan Ni Kadek Pusafi Naya perwakilan dari Fakultas Peternakan, menceritakan perjalanan mereka dalam mempersiapkan penampilan. Tahap seleksi yang mereka jalani setelah melakukan pendaftaran adalah seleksi berkas dan seleksi orasi yang dilaksanakan secara daring dan luring.

Pionir Muda- Dari kiri, Naya, Haris, dan Via

Para Pionir Muda juga menyampaikan tujuannya mengikuti seleksi, tidak jauh-jauh dari tujuan untuk menambah relasi, meningkatkan kemampuan public speaking, hingga keinginan untuk memotivasi rekan-rekannya yang berada di fakultas yang sama. “Sepuluh hari lah, sepuluh hari sebelum pionir muda ini. Saat ini di PKKMB kita latihan di belakang. Hampir setiap hari sampai sore, malam, bahkan ada yang dari Denpasar nungguin bus pulang jam 6 sore,” kata Harisuta. Pusafi juga menambahkan, “Nggak cuma (dari) fakultas saya saja. Tapi semua, seluruh para Ksatria Muda Udayana nantinya lebih percaya diri lagi. Karena kami, Pionir Muda ini menyampaikan keluhan-keluhan dari fakultas kami sendiri dan memberikan solusi. Jadi semangat!”

Meski PKKMB tahun ini berjalan dengan sukses dan meriah, tentu saja keberhasilan tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan dan kendala yang menyertai. Dari beberapa panitia yang telah disambangi, sebagian besar memiliki kendala yang sama, yaitu terkait rangkaian acara dan komunikasi yang masih belum terlalu baik satu sama lain. Hal ini dibenarkan oleh Putri Dwipayani selaku salah satu panitia sie acara. “Mungkin kendalanya itu banyak yang emang gak sesuai sama apa yang kita pengenin gitu loh. Kayak ada runtutan acara kita gak bisa ikutin, kayak ada delay dan lain-lain sebagainya, dan kita ada kesalahan teknis, dan kita ada miskomunikasi sama pembicara, dan sebagainya dan kita ada kesalahan teknis dan kita ada kayak miskomunikasi sama pembicara dan sebagainya. Itu sih kendala yang kita hadapin untuk 2 hari, gitu aja sih.” Jelasnya ketika diwawancarai (14/07) kemarin. 

Selain itu, Indra sendiri mengungkapkan beberapa kendala yang terjadi selama persiapan hingga hari pelaksanaan PKKMB, termasuk kendala terkait mahasiswa jalur mandiri yang nyaris tidak dapat mengikuti PKKMB di tahun ini.“Kalau kendala teknis di rangkaian hari h pasti ada aja. Tapi masalah yang paling krusial yang terjadi itu ketika mahasiswa jalur mandiri itu hampir nggak bisa ikut PKKMB. Itu kita usahakan, kita perjuangkan supaya mereka bisa ikut PKKMB tahun ini, supaya nggak ngulang tahun depan.” Tuturnya. Ia juga menambahkan terkait jumlah peserta yang akan mencapai 9.000 orang apabila mahasiswa jalur mandiri tidak mengikuti PKKMB pada tahun ini. Oleh karena itu panitia dan BEM PM memperjuangkan keikutsertaan mahasiswa jalur mandiri tersebut, “Asal mereka punya NIM (bisa mengikuti PKKMB 2024)” Indra menambahkan. 

Indra menjelaskan, PKKMB tahun ini diikuti oleh kurang lebih 6.300 mahasiswa dengan 63 gugus, dengan satu gugus untuk mahasiswa lama. Namun untuk mahasiswa lama sendiri akan dilebur ke dalam empat gugus terakhir. “Tapi untuk gugus mala (mahasiswa lama– red) itu dilebur sebenarnya. Kan ada 100 orang mala, jadi dilebur masing-masing 4. Jadi di 4 gugus mandiri yang akhir, ada masing-masing 25 mala.” Lanjutnya. Berkaitan dengan jumlah mahasiswa baru di tahun ini, Calista selaku koordinator pangus (pendamping gugus-red) juga mengungkapkan kendala yang ia alami, yang baginya sendiri merupakan kendala yang selalu terjadi dari tahun ke tahun. “Nggak sih sebenernya sama. Jadi ini tu permasalahannya kayak dari tahun ke tahun. Sekitar 6.500-an maba (mahasiswa baru -red) dan itu memang kesulitan sih buat kami karena satu gugus itu kan cuma tiga orang, dan tiga orang handle 100 orang itu kayak tiga vs seratus susah banget. Kayak mau mastiin mereka semuanya tu bener.” 

Tak dapat dipungkiri, meski mengalami beberapa kendala yang tidak sepenuhnya dapat diatasi, nyatanya acara PKKMB tersebut berjalan dengan baik di tahun ini bersama dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh panitia. Menanggapi hal ini, para panitia pastinya memiliki harapan bagi kegiatan di tahun ini maupun di tahun selanjutnya. Hal ini disetujui oleh Sekar Ayu selaku Koordinator Sie konsumsi yang diwawancarai pada hari pertama. “Ya semoga hari ini sampai nanti akhirnya tidak ada kendala dan semoga besok kendala yang hari ini terjadi enggak terjadi besok dan udah belajar dari hari ini apa-apa aja yang perlu kita disiapin. Kalau ada nggak harapan buat tahun depan? harapannya semoga tendanya lebih besar biar ya paling nggak bisa menutupi semua (konsumsi) biar gak kena panas.” Ungkapnya dengan jujur. Harapan yang tidak jauh berbeda pun diutarakan oleh Indra selaku ketua panitia. Ia berharap bahwa hari pertama maupun hari kedua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan segala yang dipersiapkan, “Semoga bisa terpenuhi semua gebrakan dan  inovasi yang kita bikin, dan untuk yang tahun depan, semoga bisa dipertahankan dan juga ditingkatkan lagi standarisasi yang  kita buat sekarang. Semoga bisa dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan lagi.” Ungkapnya, mengakhiri wawancara pada siang hari terik itu. 

 

Penulis : Gung Putri, Tegar, Santika 

Penyunting : Dyana 

You May Also Like