Judul Film : Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba: Mugen Train
Sutradara : Haruo Sotozaki
Produser : Akifumi Fujio, Masanori Miyake, Yuma Takahashi
Pengisi Suara : Natsuki Hanae, Akari Hito, Yoshitsugu Matsuoka, Hiro Shimono, Satoshi Hino, Daisuke Hirakawa, Akira Ishida
Produksi : Ufotable
Durasi : 117 menit (1 jam 57 menit)
“Menjadi tua dan mati adalah hal yang memberikan makna dan keindahan pada kehidupan manusia.” – Kyojuro Rengoku kepada Azaka
Eksistensi film animasi dari Negara Jepang sedang naik daun semenjak pandemi Covid-19 melanda beberapa negara di dunia. Untuk mengisi waktu luang selama berdiam diri dirumah, menonton menjadi pilihan yang tepat bagi beberapa orang yang mulai tertarik pada berbagai serial dan film animasi dari Negeri Matahari Terbit ini. Salah satu yang sempat menarik perhatian diawal tahun 2021 adalah serial anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba yang merilis sebuah film sebagai kelanjutan musim pertamanya, Berjudul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba: Mugen Train, film bertema petualangan dan aksi ini berhasil merebut hati para penggemar anime di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia salah satunya.
Masih sama seperti sebelumnya, kisah film ini melanjutkan musim pertama serial yang menceritakan tentang perjalanan seorang anak bernama Tanjiro Kamado. Bersama kedua temannya serta adiknya, Inosuke Hasihibira, Zenitsu Agatsuma, dan Nezuko Kamado. Tanjiro melanjutkan petualangan dengan menumpangi sebuah kereta untuk bertemu dengan Pilar Api, Kyojuro Rengoku. Tanjiro dan kawan-kawanya berniat menemui Kyojuro untuk menanyakan perihal jenis pernapasan yang digunakan oleh para pembasmi iblis. Namun, tidak hanya mengobrol singkat, mereka berempat ternyata harus melewati perjalanan malam yang panjang di sebuah kereta.
Usai bertemu dengan Kyojuro dan membantunya membasmi seorang iblis yang tiba-tiba muncul di salah satu gerbong kereta, Tanjiro bersama kedua kawan dan adiknya serta sang Pilar Api lantas tertidur sambil menunggu kereta berhenti di stasiun selanjutnya. Di dalam kereta tersebut rupanya masih terdapat iblis lain yang membuat seluruh penumpang tertidur pulas dengan trik yang dimilikinya. Sang iblis yang rupanya merupakan Iblis Bulan Bawah Satu bernama Enmu, kemudian mengirimkan empat orang penumpang anak-anak untuk masuk ke dalam alam bawah sadar para pembasmi iblis tersebut dan membunuh mereka.
Bagian selanjutnya dari film ini lalu menunjukkan mimpi-mimpi yang dialami mereka berempat. Tanjiro bermimpi bertemu kembali dengan anggota keluarganya yang sudah meninggal dan menjalani kehidupan seperti dahulu. Zenitsu bermimpi pergi kencan dengan Nezuko yang disukainya. Inosuke bermimpi melakukan perjalanan ke sebuah gua bersama Tanjiro, Zenitsu, dan Nezuko yang menjadi anak buahnya. Sementara Kyojuro bermimpi kembali ke rumah setelah menjadi Pilar dan bertemu dengan adiknya, Senjuro. Saat keempatnya terbuai dalam mimpi yang menyenangkan tersebut, empat anak lain yang diutus Enmu pun melangsungkan misi mereka. Akan tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang berhasil.
Di tengah mimpi, Tanjiro tiba-tiba tersadar dan berusaha bangun dari tidurnya. Bayangan ayahnya tiba-tiba muncul sambil mengatakan bahwa Tanjiro memiliki pedang yang harus digunakan untuk membelah sesuatu. Tanjiro yang memahami maksud ayahnya lantas melakukan bunuh diri di dalam mimpi dengan menebas lehernya. Ia lalu terbangun dan meminta bantuan Nezuko untuk membakar tali yang digunakan anak-anak lain saat berusaha masuk ke dalam mimpi mereka. Setelah membuat keempat anak-anak itu pingsan, Tanjiro pun keluar dari gerbong untuk mencari dalang permasalahan ini.
Tanjiro berhasil menemui Enmu di atas gerbong kereta dan mereka bertarung hebat. Enmu melakukan teknik iblis dan mengirim Tanjiro ke dalam mimpi berkali-kali. Namun, Tanjiro berhasil bangun kembali dan mendapat bantuan dari Inosuke yang juga sudah terbangun dari mimpi sebelumnya. Inosuke bersama Nezuko lalu melindungi para penumpang yang terlelap dari serangan Enmu. Rupanya, Enmu telah mengubah seluruh tubuhnya dan kereta menjadi suatu kesatuan sehingga mereka harus melindungi setiap gerbong dari serangannya. Zenitsu lalu datang dalam posisi tidur berjalan dan Kyojuro pun menyusul tak lama kemudian. Tanjiro dan Inosuke mencari titik kelemahan iblis, yaitu lehernya, sementara Zenitsu, Nezuko, dan Ky?jur? melindungi penumpang yang ada dalam gerbong kereta.
Setelah pertarungan yang sulit, dengan bantuan Inosuke, Tanjiro berhasil menemukan leher dari Enmu dan menebasnya dengan teknik Dance of The Fire God yang dipelajari dari ayahnya. Kereta pun terguncang dan membuat seluruh penumpang terbangun dengan keadaan selamat. Tanjiro terluka parah dan Kyojuro menyarankannya untuk beristirahat sambil melakukan pengaturan napas. Namun, tiba-tiba saja datang seorang iblis Bulan Atas Tiga yang jauh lebih kuat dibandingkan Enmu, yaitu Akaza.
Pertarungan sengit antara Akaza dan Kyojuro pun tak dapat terhindari. Tanjiro berusaha untuk menolong, tetapi dirinya terlalu lemah. Inosuke dan Zenitsu juga tidak bisa membantu. Akhirnya, setelah waktu yang lama, Akaza berhasil dilumpuhkan, tetapi Kyojuro mengalami luka yang parah. Akaza yang selamat berhasil melarikan diri ke dalam hutan, sedangkan Kyojuro terduduk lemah. Ia kemudian menyuruh Tanjiro untuk mendekat dan mendengarkan kata-kata terakhirnya.
Film ini ditutup dengan tersebarnya berita Kyojuro Rengoku yang telah meninggal dunia. Meskipun bagian akhirnya menguras air mata penonton, bagian awal yang menunjukkan keseruan Tanjiro, Zenitsu, dan Inosuke saat melakukan perjalanan pertama dengan menggunakan kereta cukup menghibur dan mengundang tawa. Secara garis besar, film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba: Mugen Train memiliki alur yang mudah diikuti serta cukup mengaduk perasaan penontonnya. Oleh karena itu, film ini berhasil meraup keuntungan hingga 413 juta dolar di seluruh dunia dan menyabet penghargaan Film Fitur Animasi Terbaik di ajang Academy Awards ke-93.
Penulis : Ratih Pravitha
Penyunting : May Danawati