Sekitar pukul 18.00 WITA, hadirin mulai memenuhi kursi untuk menyaksikan Debat Uji Publik Kandidat Presma BEM PM Universitas Udayana 2024 pada (29/11) dengan mengusung tema “Membangun Relasi dan Harmonisasi Hubungan antara Internal dan Eksternal dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Kolaboratif dan Berdampak Nyata”. suasana semarak dengan sorak-sorai audiens, sementara para kandidat memaparkan visi dan misi mereka dengan percaya diri.
Uji Publik Calon Presiden Mahasiswa BEM PM Universitas Udayana 2024 sukses digelar pada Jumat (29/11) di Ruang Bangsa Rektorat Universitas Udayana. Acara tersebut dihadiri oleh dua panelis, yaitu Novriansyah selaku Mantan Presiden Mahasiswa akademika Universitas Udayana tahun 2021 dan Padmanegara yang menjabat sebagai Ketua BEM PM tahun 2023. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa Universitas Udayana, Badan Pengawas Pemira Universitas Udayana, seluruh representasi Dewan Perwakilan Mahasiswa dari 13 fakultas, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa, perwakilan Lembaga Pers mahasiswa, dan perwakilan Komisi Pemilihan Umum dari 13 fakultas. Suasana semakin hidup ketika kedua calon presiden mahasiswa mulai memaparkan visi dan misi mereka secara bergantian. Pun panelis yang turut memberikan pertanyaan mendalam terkait isu-isu strategis, seperti penguatan hubungan internal mahasiswa dan kolaborasi eksternal, yang sesuai dengan tema besar kegiatan ini. Antusiasme peserta terlihat dari sorak-sorai dan tepuk tangan saat kedua kandidat memberikan jawaban yang tegas dan penuh percaya diri.
Uji Publik ini menjadi salah satu rangkaian penting dalam tahapan Pemira Universitas Udayana 2024, dimana kedua kandidat diharapkan mampu menunjukkan kepemimpinan yang tidak hanya kolaboratif tetapi juga memberikan dampak nyata bagi mahasiswa Universitas Udayana.
Ketua KPRM Budhi Aditya mengatakan, bahwa persiapan debat sempat menghadapi beberapa kendala teknis, seperti perubahan lokasi dari Aula Widya Sabha Mandala Fakultas Ilmu Budaya ke Ruang Bangsa. “Kami sudah menginformasikan kepada pasangan calon setelah pindah ruangan, namun ada keterlambatan dalam posting di Instagram mengenai pemindahan ruangan karena sudah larut malam. Kami baru bisa memposting informasi tersebut keesokan harinya,” ujarnya saat di wawancara pada (29/11). Selain itu, pelaksanaan uji publik seharusnya dilaksanakan dengan tiga (3) orang panelis, namun salah satu panelis, yaitu Bima dari USCC, berhalangan hadir karena ada kegiatan lain di Denpasar.
Acara yang seharusnya dimulai pada pukul 17.00 WITA mengalami penundaan akibat sejumlah kendala, termasuk keterlambatan beberapa undangan yang baru tiba di lokasi setelah pukul 18.00 WITA.
Paslon nomor urut 1 dalam persiapannya menyampaikan bahwa sebelum debat uji publik meminta restu orang tua dan mohon doa ke Tuhan Yang Maha Esa. “Saya sebelum uji publik ini melakukan yang pertama meminta doa restu kepada orang tua, mohon doa juga kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak luput juga saya mendalami dari visi misi yang sudah saya rancang bersama Indra,” ujar Arma saat diwawancarai (29/11).
Sementara, paslon nomor urut 2 mengungkapkan bahwa mereka telah mempersiapkan isu-isu yang akan dibahas jauh sebelum pelaksanaan debat uji publik. “Kami sudah riset terlebih dahulu dari jauh-jauh hari, sehingga kami hanya me-review beberapa peraturan karena topiknya tadi salah satunya dari hukum,” ujar Awan saat diwawancarai oleh tim Pers Akademika (29/11). Mereka juga menyampaikan bahwa terdapat kendala terkait kurangnya kejelasan informasi, yang seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya untuk rekan-rekan yang ingin hadir. Akibatnya, banyak yang baru diinformasikan sehingga tidak dapat hadir tepat waktu.
Para calon presiden mahasiswa Universitas Udayana menyampaikan harapan mereka untuk Pemira tahun ini. Arma, Capresma nomor urut 1, berharap gagasan yang mereka sampaikan dapat dikenal oleh seluruh mahasiswa dan meningkatkan partisipasi dalam uji publik berikutnya. “Kami ingin mahasiswa mengetahui apa yang kami bawa untuk Udayana setahun ke depan,” ujarnya. Sementara itu, Awan, Capresma nomor urut 2, menekankan pentingnya peningkatan partisipasi mahasiswa. “Partisipasi yang tinggi menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap masa depan ORMAWA,” ungkap Awan. Ia juga berharap penyelenggaraan Pemira lebih baik, dengan sosialisasi yang lebih masif.
Penulis : Risty Sedani, Titis Widhiasih, Syenda Abigail
Penyunting : Dyn