Udayana Election Talks, Forum Mahasiswa Guna Pengoptimalisasi Peran Mahasiswa Udayana Dalam Berdemokrasi

Sebagai Ruang diskusi untuk mengenal PEMIRA lebih dekat, DPM PM Udayana mengadakan Election Talks yang diikuti oleh Perwakilan Ormawa serta Mahasiswa Udayana pada  Minggu (21/5). Acara ini menghadirkan lima Narasumber yang tiga diantaranya merupakan peserta PEMIRA di bidang eksekutif dan legislatif

 

Udayana Election Talks merupakan salah satu rangkaian acara utama dari oprec KPRM dan Bawasra. Acara yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Udayana ini diharapkan menjadi forum diskusi antar mahasiswa Universitas Udayana untuk mengenal lebih jauh tentang Pemilihan Raya Mahasiswa (PEMIRA). Ada beberapa narasumber yang diundang pada acara kali ini, diantaranya Shalahuddin Ali Basyah, El Daffa Maxgarda Tragapantarra Hebby, Agripa Tri Fosa Sianipar, I Putu Bagus Padmanegara, dan I Made Halmadiningrat. Acara tersebut diadakan pada Minggu (21 / 5) bertempat di Ruang Bangsa, Gedung Rektorat Universitas Udayana.

Acara Udayana Election Talks bertujuan sebagai forum diskusi bagi para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Udayana mengenai Pemira pada tahun-tahun sebelumnya, apakah berjalan dengan baik dan mendapat respons yang baik dari mahasiswa Universitas Udayana, dan apa saja yang perlu dibenahi untuk Pemira selanjutnya.

Menurut Salsabilla selaku ketua panitia Udayana Election Talks, jika dilihat dari segi diskusi dan informasi dari narasumber, acara kali ini bisa dibilang berjalan dengan sukses, walaupun jika dilihat dari segi partisipasi mahasiswa yang mengikuti acara ini masih tergolong kurang.

I Gede Aryanata Wijaya, mahasiswa fakultas hukum Universitas Udayana atau yang kerap disapa Aryan, yang merupakan salah satu peserta Udayana Election Talks menjelaskan mengenai informasi yang didapat setelah mengikuti acara ini. “Oke, ini lumayan banyak sih. Informasi yang aku dapatkan karena dalam narasumber tadi kan ada 3 (tiga) perspektif yang berbeda dari penyelenggara, unsur peserta PEMIRAnya dan unsur mahasiswa biasanya yang bisa saya dapatkan tentunya evaluasi-evaluasi yang terjadi di PEMIRA sebelumnya gitu, bagaimana PEMIRA bisa berjalan pada tahun 2022 dengan sistem daring atau e-voting di sana, bagaimana evaluasinya tentunya ini banyak hal yang menjadi evaluasi bersama. Lalu, yang kedua perihal bagaimana sebenarnya situasi PEMIRA kemarin  kalau dari pandangan, perspektif saya pribadi, ini juga menjadi pengaruh menurunnya tingkat partisipasi mahasiswa yang di mana seharusnya peran dari peserta PEMIRA yaitu paslon nya memiliki peranan penting untuk bisa memengaruhi atau mengajak teman-teman mahasiswa lainnya untuk ikut serta dalam pencoblosan dan menunjukkan ide gagasan mereka, apa yang ingin dibawakan dalam membawa organisasi itu satu tahun kedepan. Hal-hal tersebut yang bisa saya dapatkan,” ucap Aryan ketika diwawancara.

Adapun harapan yang disampaikan oleh ketua panitia setelah acara ini berlangsung. “Harapannya kan masih ada 3 (tiga) rangkaian acara lagi ya dan ini tuh masih awal banget masih tidak bisa terpungkiri selanjutnya seperti apa. Semoga saja target rangkaian oprec KPRM itu bisa tercapai gitu, dari ketua KPRM dan BAWASRA, eskalasi sinergi dari 13 fakultas ini bener-bener terasa, temanya kan eskalasi sinergi permulaan PERMIRA berintegritas. Eskalasi sinergi merupakan visinya dan permulaan PERMIRA berintegritas merupakan misinya.” Ucap Salsabilla selaku ketua panitia dalam acara Udayana Election Talks.

Aryan, selaku peserta dalam acara Udayana Election Talks juga tak lupa menyampaikan harapannya setelah acara berlangsung. Dia berharap agar mahasiswa Universitas Udayana sadar akan adanya PEMIRA dan peran mahasiswa dapat berjalan dengan optimal, seperti apa yang dikatakan Aryan ketika diwawancara. “Harapan pastinya dari partisipasi mahasiswa, seluruh mahasiswa Udayana sadar akan PEMIRA itu sendiri, bagaimana optimalisasi peran mahasiswa benar-benar dapat berjalan dengan lancar dan optimal selayaknya apa yang diharapkan mungkin dari Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa maupun dari penyelenggara KPRM dan BAWASRA itu sendiri. Seluruh mahasiswa dapat menyadari akan PEMIRA di Udayana. Lalu harapan kedua adalah bagaimana pesta demokrasi ini dihadirkan sebagai wadah politik gagasan, politik nilai untuk para peserta PEMIRA, bukan hanya sebatas mengandalkan politik dinasti, ketua SDU, ketua Dies, merekalah yang akan lanjut menjadi Presma dan hal itu selalu menjadi stigma kita di Udayana. Tetapi, bagaimana demokrasi ini hadir harapannya memang menjadi wadah untuk kita beradu gagasan serta menyampaikan gagasan mana yang lebih baik untuk Udayana kedepannya, itu sih.”

 

 

 

Penulis : Ayu Santika, Andika

Penyunting : Silvia

You May Also Like