Wikithon Partisipasi Publik : Suara Generasi Muda Lestarikan Budaya, Adat dan Bahasa Daerah

Gempuran arus globalisasi semakin menyeret eksistensi budaya Bali menuju kepunahan secara perlahan. Bahkan, masyarakat lokal pun kian menjauhi bahasa ibunya. Wikithon Partisipasi Publik kemudian muncul untuk mendekati sekaligus merangkul generasi muda agar kembali mencintai kebudayaan Bali dengan cara elegan.

Bali saat ini tengah bergulat dalam kemelut identitas. Perkembangan globalisasi yang semakin cepat tiap harinya entah bagaimana mengikis esensi murni sang Pulau Dewata sedikit demi sedikit.  Kebudayaan Bali mulai tersapu arus modernisasi dan westernisasi yang memporakporandakan jantung kehidupan masyarakatnya. 

Untuk itu, BASAbali Wiki hadir kembali dengan menyelenggarakan gelar wicara dan diskusi dalam program Wikithon Partisipasi Publik di Ruang Rapat Majelis Desa Adat Provinsi Bali pada Kamis, (25/5/2023) yang mengusung tema “Satu Hari di Bali” guna menyikapi situasi dan kondisi budaya, adat dan bahasa daerah khususnya di Bali saat ini.

Putu Eka Guna Yasa selaku Direktur Eksekutif BASAbali Wiki menjelaskan bahwa program Wikithon Partisipasi Publik adalah bentuk penyampaian kepada masyarakat bahwa kebijakan publik bukan hanya urusan pemerintah semata tetapi menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat khususnya generasi muda, “Kami merasa bahwa peran generasi muda itu sangat penting dalam proses penyusunan kebijakan publik dan termasuk juga implementasinya dan mengawal bagaimana kebijakan untuk publik itu direalisasikan sampai tepat pada sasarannya. Oleh sebab itulah diadakan Wikithon partisipasi publik dengan harapan generasi muda yang kurang memiliki kesempatan untuk berbicara pada pemerintahnya termasuk juga kurang memiliki tempat yang aman atau save place itu bisa mulai bersuara menggunakan platform kami di BASAbali Wiki,” ungkapnya.

 Cerita– Guna Yasa menceritakan latar belakang kegiatan Wikithon Partisipasi Publik  (25/5) 

Kegiatan ini diawali dengan mengajak peserta membuka wawasan terkait kondisi budaya daerah saat ini melalui sosialisasi dan workshop bersama pembicara yang ahli di bidangnya, yakni  Dr. Drs. A. A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. selaku Ahli Bidang Politik dan Pemerintahan Provinsi Bali serta Peneliti the SMERU Research Institue, Jimmi Daniel Berlianton. Selain penyampaian materi oleh pembicara, forum juga membuka kesempatan bagi pesertanya untuk bertanya dengan lugas ataupun menyampaikan gagasan mereka serta berdiskusi guna membahas permasalahan perkembangan budaya di tengah arus globalisasi saat ini

 

                                                       Diskusi-Potret Diskusi Kelompok kegiatan Wikithon Partisipasi Publik (25/5)

Pemikiran kritis para peserta turut diasah melalui sebuah diskusi kelompok yang dikemas dalam bentuk permainan peran, peserta dibagi dalam beberapa tim dengan peran yang berbeda-beda, melalui permainan tersebut para peserta diajak untuk menyalurkan gagasannya dalam pengembangan budaya, adat dan bahasa daerah sesuai dengan kacamata dari masing-masing peran yang diberikan.

Kegiatan yang dihadiri oleh sebagian besar anak-anak muda ini juga menjadi sebuah acara puncak apresiasi bagi para pemenang dari seluruh rangkaian lomba Wikithon Partisipasi Publik. Karya dari peserta yang dinilai langsung oleh ahli pembangunan bidang pendidikan Provinsi bali diharapkan bisa menjadi langkah dasar tersampainya gagasan milenial yang tertuang dalam wujud tulisan kepada para pemangku kebijakan publik.

Guna Yasa berharap bahwa inisiatif Wikithon Partisipasi Publik ini bisa dikembangkan ke berbagai daerah sehingga nantinya generasi muda berani bersuara untuk kebijakan pemerintah terutama terkait isu budaya, adat dan bahasa daerah, “Kami berharap inisiatif ini bisa dikembangkan ke berbagai wilayah ya, ini sudah direplikasi di Makassar. Kami berharap ke depannya ada bahasa Batak Wiki, bahasa Toba Wiki, bahasa Sumbawa Wiki,  sehingga kemudian generasi muda secara kolektif berani bersuara untuk kebijakan pemerintah dan menggunakan bahasa daerah mereka. Kita di Indonesia adalah negara satu bangsa yang menyumbang 10% kekayaan bahasa di dunia. Itulah jenjang-jenjang masa depan yang ingin kami mulai dari langkah-langkah kecil,” tutupnya di akhir wawancara bersama tim Akademika.

Penulis : Kanya 

Penyunting : Meutia, Wid 

You May Also Like